Kamis
Hukum Pidana Indonesia
Baru sedikit artikel tentang Hukum pidana Indonesia yang saya post kan,di karenakan kesibukan dan kurangnya waktu yang cukup untuk menulis artikel ini.
Sekedar informasi ada beberapa pasal di dalam KUHP yang bertentangan dengan ajaran Islam.
Contohnya pasal 48 KUHP(overmacht). Pasal ini membolehkan kita membunuh apabila kita tidak ada pilihan lain untuk menyelamatkan nyawa kita sendiri
Semisal 2 orang terapung dilaut dan berpegangan dengan sebuah papan.Karena papan itu hanya dapat menahan 1 orang saja,salah satu orang terapung tersebut di bolehkan membunuh kawannya yang terapung bersamanya itu
pembunuhan yang dilakukan ini menurut Undang-Undang di bolehkan karena ia melakukan pembunuhan tersebut dalam keadaan yang terpaksa untuk menyelamatkan nyawanya (Overmacht).
Untuk melihat beberapa artikel hukum yang saya post kan bisa
lihat disini
Kapan Terjadi Kiamat hanya Allah yang tahu..!!!
Kiamat merupakan hari berakhirnya masa kehidupan dunia dan awal mulanya perjalanan menuju kehidupan akhirat baik surga ataupun neraka tergantung amalan yang telah diperbuat di dunia.Tentang saat-saat terjadinya hari yang besar itu (kiamat) kita sebagai seorang muslim telah diberitahukan didalam Al-qur’an dan Al-Hadits betapa dahsyat serta huru haranya pada saat itu. Dimana gunung-gunung akan hancur, air laut akan meluap dan juga anak akan melupakan orang tua juga orang tua melupakan anaknya di karenakan untuk menyelamatkan diri sendiri atau menghindar dari kejadian tersebut.
Dan kapan hari berakhirnya dunia itu..???. Pertanyaan ini sering sekali kita lontarkan meskipun didalam hati. Mengenai kapan terjadinya kiamat hanya Allah yang mengetahuinya..
“Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang hari kiamat”. Kapan terjadinya?. Katakanlah, “Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu ada pada tuhanku, tidak ada (seorangpun) yang dapat menjelaskan waktu terjadinya selain Dia. (kiamat) itu sangat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang dilangit dan di bumi, tidak akan datang kepadamu kecuali secara tiba-tiba.
“Mereka bertanya kepadamu seakan-akan engkau mengetahuinya”. Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya pengetahuan tentang (hari kiamat) ada pada Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya”. (QS. Al-A’raf : 187)
Disini sudah jelas kita sebagai seseorang yang beriman yang mempercayai firman Allah tidak sepatutnyalah kita mempercayai manusia yang meramalkan waktu terjadinya hari kiamat, karena pengetahuan tentang terjadinya kiamat hanya Allah yang mengetahuinya bahkan Rasulullah pun tidak mengetahuinya, hanya saja kita diberitahu tanda-tanda akan terjadinya kiamat yaitu berupa tanda-tanda kecil yang sekarang ini sudah terlihat yang contohnya semisal terjadinya bencana alam, kemaksiatan merajalela dan lain sebagainya yang semuanya sudah terlihat tinggal saja kita menunggu tanda-tanda besarnya terjadi kiamat, semisal lagi keluar Dajjal, kaum ya’jud ma’jud, dan yang lainnya.
Maksud penulis membuat artikel ini, agar kita sebagai orang yang beriman tidak mudah ter provokasi oleh isu-isu orang yang menyatakan mengetahui kapan pasti terjadinya kiamat itu. Walaupun tanda-tanda akan datangnya hari kiamat sekarang ini sudah mulai bermunculan tetapi dengan iman saya mengatakan hanya Allah lah yang mengetahui kapan pasti terjadinya. Tugas kita sekarang ini hanyalah mempersiapkan kedatangan hari kiamat tersebut baik kiamat kecil (kematian) maupun kiamat besar (hancurnya dunia) yaitu dengan cara lebih memperbanyak ibadah dan amalan kita di dunia ini.
WASALLAM SEMOGA BERMANFAAT BAGI KITA SEMUA
Dan kapan hari berakhirnya dunia itu..???. Pertanyaan ini sering sekali kita lontarkan meskipun didalam hati. Mengenai kapan terjadinya kiamat hanya Allah yang mengetahuinya..
“Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang hari kiamat”. Kapan terjadinya?. Katakanlah, “Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu ada pada tuhanku, tidak ada (seorangpun) yang dapat menjelaskan waktu terjadinya selain Dia. (kiamat) itu sangat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang dilangit dan di bumi, tidak akan datang kepadamu kecuali secara tiba-tiba.
“Mereka bertanya kepadamu seakan-akan engkau mengetahuinya”. Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya pengetahuan tentang (hari kiamat) ada pada Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya”. (QS. Al-A’raf : 187)
Disini sudah jelas kita sebagai seseorang yang beriman yang mempercayai firman Allah tidak sepatutnyalah kita mempercayai manusia yang meramalkan waktu terjadinya hari kiamat, karena pengetahuan tentang terjadinya kiamat hanya Allah yang mengetahuinya bahkan Rasulullah pun tidak mengetahuinya, hanya saja kita diberitahu tanda-tanda akan terjadinya kiamat yaitu berupa tanda-tanda kecil yang sekarang ini sudah terlihat yang contohnya semisal terjadinya bencana alam, kemaksiatan merajalela dan lain sebagainya yang semuanya sudah terlihat tinggal saja kita menunggu tanda-tanda besarnya terjadi kiamat, semisal lagi keluar Dajjal, kaum ya’jud ma’jud, dan yang lainnya.
Maksud penulis membuat artikel ini, agar kita sebagai orang yang beriman tidak mudah ter provokasi oleh isu-isu orang yang menyatakan mengetahui kapan pasti terjadinya kiamat itu. Walaupun tanda-tanda akan datangnya hari kiamat sekarang ini sudah mulai bermunculan tetapi dengan iman saya mengatakan hanya Allah lah yang mengetahui kapan pasti terjadinya. Tugas kita sekarang ini hanyalah mempersiapkan kedatangan hari kiamat tersebut baik kiamat kecil (kematian) maupun kiamat besar (hancurnya dunia) yaitu dengan cara lebih memperbanyak ibadah dan amalan kita di dunia ini.
WASALLAM SEMOGA BERMANFAAT BAGI KITA SEMUA
Rabu
Sejarah Yahudi
SEJARAH YAHUDI
Semua tanah Palestina, khususnya Yerusalem, adalah suci untuk bagi orang Yahudi, Nasrani, dan Muslim. Alasannya adalah karena sebagian besar nabi-nabi Allah yang diutus untuk memperingatkan manusia menghabiskan sebagian atau seluruh kehidupannya di tanah ini.
Menurut studi sejarah yang didasarkan atas penggalian arkeologi dan lembaran-lembaran kitab suci, Nabi Ibrahim, putranya, dan sejumlah kecil manusia yang mengikutinya pertama kali pindah ke Palestina, yang dikenal kemudian sebagai Kanaan, pada abad kesembilan belas sebelum Masehi. Tafsir Al-Qur'an menunjukkan bahwa Ibrahim (Abraham) AS, diperkirakan tinggal di daerah Palestina yang dikenal saat ini sebagai Al-Khalil (Hebron), tinggal di sana bersama Nabi Luth (Lot). Al-Qur'an menyebutkan perpindahan ini sebagai berikut:
Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim", mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling merugi. Dan Kami seIamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia. (Qur'an, 21:69-71)
Daerah ini, yang digambarkan sebagai “tanah yang telah Kami berkati,” diterangkan dalam berbagai keterangan Al-Qur'an yang mengacu kepada tanah Palestina.
Sebelum Ibrahim AS, bangsa Kanaan (Palestina) tadinya adalah penyembah berhala. Ibrahim meyakinkan mereka untuk meninggalkan kekafirannya dan mengakui satu Tuhan. Menurut sumber-sumber sejarah, beliau mendirikan rumah untuk istrinya Hajar dan putranya Isma’il (Ishmael) di Mekah dan sekitarnya, sementara istrinya yang lain Sarah, dan putra keduanya Ishaq (Isaac) tetap di Kanaan. Seperti itu pulalah, Al-Qur'an menyebutkan bahwa Nabi Ibrahim mendirikan rumah untuk beberapa putranya di sekitar Baitul Haram, yang menurut penjelasan Al-Qur'an bertempat di lembah Mekah.
Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. (Qur'an, 14:37)
Akan tetapi, putra Ishaq Ya’kub (Jacob) pindah ke Mesir selama putranya Yusuf (Joseph) diberi tugas kenegaraan. (Putra-putra Ya’kub juga dikenang sebagai “Bani Israil.”) Setelah dibebaskannya Yusuf dari penjara dan penunjukan dirinya sebagai kepala bendahara Mesir, Bani Israel hidup dengan damai dan aman di Mesir.
Suatu kali, keadaan mereka berubah setelah berlalunya waktu, dan Firaun memperlakukan mereka dengan kekejaman yang dahsyat. Allah menjadikan Musa (Moses) nabi-Nya selama masa itu, dan memerintahkannya untuk membawa mereka keluar dari Mesir. Ia pergi ke Firaun, memintanya untuk meninggalkan keyakinan kafirnya dan menyerahkan diri kepada Allah, dan membebaskan Bani Israil yang disebut juga orang-orang Israel. Namun Firaun seorang tiran yang kejam dan bengis. Ia memperbudak Bani Israil, mempekerjakan mereka hingga hampir mati, dan kemudian memerintahkan dibunuhnya anak-anak lelaki. Meneruskan kekejamannya, ia memberi tanggapan penuh kebencian kepada Musa. Untuk mencegah pengikut-pengikutnya, yang sebenarnya adalah tukang-tukang sihirnya dari mempercayai Musa, ia mengancam memenggal tangan dan kakinya secara bersilangan.
Meskipun Firaun menolak permintaannya, Musa AS dan kaumnya meninggalkan Mesir, dengan pertolongan mukjizat Allah, sekitar tahun 1250 SM. Mereka tinggal di Semenanjung Sinai dan timur Kanaan. Dalam Al-Qur'an, Musa memerintahkan Bani Israil untuk memasuki Kanaan:
Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari kebelakang (karena takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi. (Qur'an, 5:21)
Setelah Musa AS, bangsa Israel tetap berdiam di Kanaan (Palestina). Menurut ahli sejarah, Daud (David) menjadi raja Israel dan membangun sebuah kerajaan berpengaruh. Selama pemerintahan putranya Sulaiman (Solomon), batas-batas Israel diperluas dari Sungai Nil di selatan hingga sungai Eufrat di negara Siria sekarang di utara. Ini adalah sebuah masa gemilang bagi kerajaan Israel dalam banyak bidang, terutama arsitektur. Di Yerusalem, Sulaiman membangun sebuah istana dan biara yang luar biasa. Setelah wafatnya, Allah mengutus banyak lagi nabi kepada Bani Israil meskipun dalam banyak hal mereka tidak mendengarkan mereka dan mengkhianati Allah.
Karena kemerosotan akhlaknya, kerajaan Israel mulai memudar dan ditempati oleh berbagai orang-orang penyembah berhala, dan bangsa Israel, yang juga dikenal sebagai Yahudi pada saat itu, diperbudak kembali. Ketika Palestina dikuasai oleh Kerajaaan Romawi, Nabi ‘Isa (Jesus) AS datang dan sekali lagi mengajak Bani Israel untuk meninggalkan kesombongannya, takhayulnya, dan pengkhianatannya, dan hidup menurut agama Allah. Sangat sedikit orang Yahudi yang meyakininya; sebagian besar Bani Israel mengingkarinya. Dan, seperti disebutkan Al-Qur'an, mereka itu yang: ": telah dila'nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan 'Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. (Al-Qur'an, 5:78) Setelah berlalunya waktu, Allah mempertemukan orang-orang Yahudi dengan bangsa Romawi, yang mengusir mereka semua keluar dari Palestina.
Tujuan penjelasan yang panjang lebar ini adalah untuk menunjukkan bahwa pendapat dasar Zionis bahwa “Palestina adalah tanah Allah yang dijanjikan untuk orang-orang Yahudi” tidaklah benar.
Zionisme menerjemahkan pandangan tentang “orang-orang terpilih” dan “tanah terjanji” dari sudut pandang kebangsaannya. Menurut pernyataan ini, setiap orang yang berasal dari Yahudi itu “terpilih” dan memiliki “tanah terjanji.” Padahal, ras tidak ada nilainya dalam pandangan Allah, karena yang penting adalah ketakwaan dan keimanan seseorang. Dalam pandangan Allah, orang-orang terpilih adalah orang-orang yang tetap mengikuti agama Ibrahim, tanpa memandang rasnya.
Al-Qur'an juga menekankan kenyataan ini. Allah menyatakan bahwa warisan Ibrahim bukanlah orang-orang Yahudi yang bangga sebagai “anak-anak Ibrahim,” melainkan orang-orang Islam yang hidup menurut agama ini:
Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad), beserta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan Allah adalah Pelindung semua orang-orang yang beriman. (Qur'an, 3:68)
Semua tanah Palestina, khususnya Yerusalem, adalah suci untuk bagi orang Yahudi, Nasrani, dan Muslim. Alasannya adalah karena sebagian besar nabi-nabi Allah yang diutus untuk memperingatkan manusia menghabiskan sebagian atau seluruh kehidupannya di tanah ini.
Menurut studi sejarah yang didasarkan atas penggalian arkeologi dan lembaran-lembaran kitab suci, Nabi Ibrahim, putranya, dan sejumlah kecil manusia yang mengikutinya pertama kali pindah ke Palestina, yang dikenal kemudian sebagai Kanaan, pada abad kesembilan belas sebelum Masehi. Tafsir Al-Qur'an menunjukkan bahwa Ibrahim (Abraham) AS, diperkirakan tinggal di daerah Palestina yang dikenal saat ini sebagai Al-Khalil (Hebron), tinggal di sana bersama Nabi Luth (Lot). Al-Qur'an menyebutkan perpindahan ini sebagai berikut:
Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim", mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling merugi. Dan Kami seIamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia. (Qur'an, 21:69-71)
Daerah ini, yang digambarkan sebagai “tanah yang telah Kami berkati,” diterangkan dalam berbagai keterangan Al-Qur'an yang mengacu kepada tanah Palestina.
Sebelum Ibrahim AS, bangsa Kanaan (Palestina) tadinya adalah penyembah berhala. Ibrahim meyakinkan mereka untuk meninggalkan kekafirannya dan mengakui satu Tuhan. Menurut sumber-sumber sejarah, beliau mendirikan rumah untuk istrinya Hajar dan putranya Isma’il (Ishmael) di Mekah dan sekitarnya, sementara istrinya yang lain Sarah, dan putra keduanya Ishaq (Isaac) tetap di Kanaan. Seperti itu pulalah, Al-Qur'an menyebutkan bahwa Nabi Ibrahim mendirikan rumah untuk beberapa putranya di sekitar Baitul Haram, yang menurut penjelasan Al-Qur'an bertempat di lembah Mekah.
Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. (Qur'an, 14:37)
Akan tetapi, putra Ishaq Ya’kub (Jacob) pindah ke Mesir selama putranya Yusuf (Joseph) diberi tugas kenegaraan. (Putra-putra Ya’kub juga dikenang sebagai “Bani Israil.”) Setelah dibebaskannya Yusuf dari penjara dan penunjukan dirinya sebagai kepala bendahara Mesir, Bani Israel hidup dengan damai dan aman di Mesir.
Suatu kali, keadaan mereka berubah setelah berlalunya waktu, dan Firaun memperlakukan mereka dengan kekejaman yang dahsyat. Allah menjadikan Musa (Moses) nabi-Nya selama masa itu, dan memerintahkannya untuk membawa mereka keluar dari Mesir. Ia pergi ke Firaun, memintanya untuk meninggalkan keyakinan kafirnya dan menyerahkan diri kepada Allah, dan membebaskan Bani Israil yang disebut juga orang-orang Israel. Namun Firaun seorang tiran yang kejam dan bengis. Ia memperbudak Bani Israil, mempekerjakan mereka hingga hampir mati, dan kemudian memerintahkan dibunuhnya anak-anak lelaki. Meneruskan kekejamannya, ia memberi tanggapan penuh kebencian kepada Musa. Untuk mencegah pengikut-pengikutnya, yang sebenarnya adalah tukang-tukang sihirnya dari mempercayai Musa, ia mengancam memenggal tangan dan kakinya secara bersilangan.
Meskipun Firaun menolak permintaannya, Musa AS dan kaumnya meninggalkan Mesir, dengan pertolongan mukjizat Allah, sekitar tahun 1250 SM. Mereka tinggal di Semenanjung Sinai dan timur Kanaan. Dalam Al-Qur'an, Musa memerintahkan Bani Israil untuk memasuki Kanaan:
Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari kebelakang (karena takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi. (Qur'an, 5:21)
Setelah Musa AS, bangsa Israel tetap berdiam di Kanaan (Palestina). Menurut ahli sejarah, Daud (David) menjadi raja Israel dan membangun sebuah kerajaan berpengaruh. Selama pemerintahan putranya Sulaiman (Solomon), batas-batas Israel diperluas dari Sungai Nil di selatan hingga sungai Eufrat di negara Siria sekarang di utara. Ini adalah sebuah masa gemilang bagi kerajaan Israel dalam banyak bidang, terutama arsitektur. Di Yerusalem, Sulaiman membangun sebuah istana dan biara yang luar biasa. Setelah wafatnya, Allah mengutus banyak lagi nabi kepada Bani Israil meskipun dalam banyak hal mereka tidak mendengarkan mereka dan mengkhianati Allah.
Karena kemerosotan akhlaknya, kerajaan Israel mulai memudar dan ditempati oleh berbagai orang-orang penyembah berhala, dan bangsa Israel, yang juga dikenal sebagai Yahudi pada saat itu, diperbudak kembali. Ketika Palestina dikuasai oleh Kerajaaan Romawi, Nabi ‘Isa (Jesus) AS datang dan sekali lagi mengajak Bani Israel untuk meninggalkan kesombongannya, takhayulnya, dan pengkhianatannya, dan hidup menurut agama Allah. Sangat sedikit orang Yahudi yang meyakininya; sebagian besar Bani Israel mengingkarinya. Dan, seperti disebutkan Al-Qur'an, mereka itu yang: ": telah dila'nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan 'Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. (Al-Qur'an, 5:78) Setelah berlalunya waktu, Allah mempertemukan orang-orang Yahudi dengan bangsa Romawi, yang mengusir mereka semua keluar dari Palestina.
Tujuan penjelasan yang panjang lebar ini adalah untuk menunjukkan bahwa pendapat dasar Zionis bahwa “Palestina adalah tanah Allah yang dijanjikan untuk orang-orang Yahudi” tidaklah benar.
Zionisme menerjemahkan pandangan tentang “orang-orang terpilih” dan “tanah terjanji” dari sudut pandang kebangsaannya. Menurut pernyataan ini, setiap orang yang berasal dari Yahudi itu “terpilih” dan memiliki “tanah terjanji.” Padahal, ras tidak ada nilainya dalam pandangan Allah, karena yang penting adalah ketakwaan dan keimanan seseorang. Dalam pandangan Allah, orang-orang terpilih adalah orang-orang yang tetap mengikuti agama Ibrahim, tanpa memandang rasnya.
Al-Qur'an juga menekankan kenyataan ini. Allah menyatakan bahwa warisan Ibrahim bukanlah orang-orang Yahudi yang bangga sebagai “anak-anak Ibrahim,” melainkan orang-orang Islam yang hidup menurut agama ini:
Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad), beserta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan Allah adalah Pelindung semua orang-orang yang beriman. (Qur'an, 3:68)
Jumat
Rahasia Pengobatan dengan Alqur'an
BISMILLAHIR RAHMAANIR RAHIIM====================
Disini akan di beritahukan beberapa rahasia pengobatan
yang didalamnya berisi berbagai ilmu pengobatan secara Al qur'an..Dengan mengambil makna yang tersirat dari firman Allah Swt.."AL QUR'AN ADALAH PETUNJUK,DAN PENYEMBUH BAGI ORANG BERIMAN...."(QS.fussilat:44).
Sebagai manusia biasa yang lemah dalam menghadapi kehidupan di alam yang fana ini tentunya kita hanya bisa ber ikhtiar semaksimal mungkin. Namun keberhasilannya hanya Allah lah yang berhak menentukan..Dan pada akhirnya kepada Dia lah kita menengadahkan kedua belah tangan,menghara ridha-NYA,dan semoga kita semua di beri kesehatan
Dengan izin Allah kita memohon kesembuhan kepada-Nya.
sebagai dasar
"Dan kami (allah) turunkan dar Al qur'an suatu yang menjadi "kesembuhan" dan rahmat bagi orang-orang beriman".
mau lanjut...???
klik di sini
Disini akan di beritahukan beberapa rahasia pengobatan
yang didalamnya berisi berbagai ilmu pengobatan secara Al qur'an..Dengan mengambil makna yang tersirat dari firman Allah Swt.."AL QUR'AN ADALAH PETUNJUK,DAN PENYEMBUH BAGI ORANG BERIMAN...."(QS.fussilat:44).
Sebagai manusia biasa yang lemah dalam menghadapi kehidupan di alam yang fana ini tentunya kita hanya bisa ber ikhtiar semaksimal mungkin. Namun keberhasilannya hanya Allah lah yang berhak menentukan..Dan pada akhirnya kepada Dia lah kita menengadahkan kedua belah tangan,menghara ridha-NYA,dan semoga kita semua di beri kesehatan
Dengan izin Allah kita memohon kesembuhan kepada-Nya.
sebagai dasar
"Dan kami (allah) turunkan dar Al qur'an suatu yang menjadi "kesembuhan" dan rahmat bagi orang-orang beriman".
mau lanjut...???
klik di sini
Langganan:
Postingan (Atom)