Jumat
Berebut tafsir tentang al-Mahdi
Dari Qurrah bin Iyas, Rasulullah telah bersabda, "Bumi akan dipenuhi kekejaman.Apabila telah dipenuhi kekejaman maka Allah akan mengutus seorang laki-laki dari umatku yang namanya seperti namaku, nama bapaknya juga seperti nama bapak ku. Ia memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana bumi dipenuhi kedurjanaan dan kezaliman. Ketika itu langit tidak menahan hujan turun sedikitpun dan bumi tidak menahan tetumbuhan untuk tumbuh. Ia bersamamu selama tujuh, delapan, atau sembilan tahun." (HR Thabrani)
Membicarakan soal kiamat dan tanda-tandanya seakan tidak akan ada habisnya, termasuk memperbincangkan persoalan Imam Mahdi yang kelak akan muncul di akhir zaman.------------------------------------
Ibnu Khaldun, sosiolog islam terkemuka dalam Muqaddimah, mengemukakan bahwa konsep al-Mahdi dikalangan masyarakat muslim, apapun aliran mazhabnya, terus menjadi bahan perbincangan. Berlandaskan pada hadits diatas, hampir semua aliran mazhab dalam Islam mengklaim Imam Mahdi berasal dari golongannya masing-masing.
Ada empat konsep mengenai Imam Mahdi yang ditulis Ibnul Qayyim dalam al-manar al-munif fi al-Shahihi wa al-Dha'if;
- Imam Mahdi adalah Nabi Isa as itu sendiri
- Mahdi bin al-Mansur atau Abu Ja'far al-Mansur,khalifah Bani Abbasiah oleh kalangan Bani Abbasiah di yakini sebagai Imam Mahdi
- Imam Mahdi dari keturunan Rasulullah saw melalui cucunya al-Hasan putera Ali bin abu thalib yang akan keluar di akhir zaman
- Muhammad bin al-Hasan al-Aksari yang menghilangkan diri dan akan muncul sebagai Imam Mahdi
Namun menurut Hasan al-Aksari dalam beberapa riwayat Syiah, Imam Mahdi bukan lah dirinya. Al-Mahdi bernama lengkap Muhammad al-Mahdi yang dilahirkan di kota Samarra Irak, menjelang terbit fajar subuh, hari jum'at tanggal 15 Sya'ban tahun 255 Hijriah. Ibunya bernama Narjis binti Yasyu'a bin Qaishar raja Romawi. Narjis masih keturunan al-Hawariyyun yang nasabnya bersambung ke Syam'un, seorang pengemban wasiat Nabi Isa al-Masih.
Tidak dijelaskan proses persalinan tokoh penumpas Dajjal itu. Hanya saja banyak riwayat Syiah menceritakan, Hakimah binti Muhammad al-Jawad adalah orang yang menemani persalinan isteri Hasan al-Aksari sewaktu melahirkan bayi mereka,al-Mahdi. Detik-detik menjelang kelahiran al-Mahdi, Hakimah tengah dilanda kantuk yang teramat sangat. Wanita ini baru terjaga ketika bayi al-Mahdi menyentuhnya, "Ku lihat seorang bayi bersujud ditanah. Lalu kupeluk dia ternyata barsih sekali. Lalu ayahnya memanggilnya dan aku pun membawa bayi itu kepadanya. Ayahnya berbincang-bincang dengan bayi itu dan berkata, "Bicaralah wahai anakku.'Maka bayi itu pun bicara, 'Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah."
Selain itu, sewaktu dilahirkan al-Mahdi langsung berlutut dan mengangkat jari telunjuknya menunjuk langit. Pada lengan kenannya terdapat tulisan yang bercahaya "Telah datang kebenaran sirnalah kebatilan." Bayi itu pun sudah terkhitan sejak lahir.
Senada dengan Hakimah, az-Zuhri, penganut mazhab Syiah yang juga pengikut Hasan al-Aksari menceritakan, "Aku melihat al-Mahdi. Dia adalah manusia yang paling rupawan dan paling harum. Dia tidak banyak bicara padaku kecuali ucapan beliau, "Terkutuk siapa saja yang menunda atau mangakhirkan shalat Isya sampai bintang-bintang berkumpul (sekitar tengah malam). Terkutuk yang mengakhirkan shalat subuh sampai bintang-bintang lenyap (karena terbit matahari).
Konsep mengenai Imam Mahdi bukan hanya datang dari kesaksian dan cerita-cerita, akan tetapi, hadits-hadits pun banyak menyokong kelanggengannya. Dari sekian banyak riwayat mengenai al-Mahdi, mazhab Syiah lah yang paling banyak meriwayatkan nya. Sebagaimana yang dikatakan cendikiawan muslim asal Mesir, Rasyid Ridha. Tokoh pembaru ini menuliskan dalam karyanya, tafsir al-manar, bahwa konsep Imam Mahdi tidak lebih berasal dari sumber-sumber Syiah.
Muhammad Labib Ahmad menjelaskan pula bahwa pada masa kerajaan Islam dipegang tokoh-tokoh Syiah, konsep mengenai Imam Mahdi banyak di gembar-gemborkan. Ini dilakukan demi menyokong rezim yang tengah bekuasa. Kerajaan Muwahidin (1055M-1269) di afrika utara yang dipimpin oleh Muhammad bin Tumart salah satunya. Selain masa Muwahidin, sewaktu abbasiah dan Muawiyah memegang tampuk kekuasaan, hadits-hadits seputar Imam Mahdi semakin marak berkembang.
Syekh Islam Ibn Taimiyah juga mengakui akan kemunculan Imam Mahdi dalam bukunya Al-Minhaj dalam juz ke empat. Tetapi ada perbedaan mengenai konsep kemunculan Imam Mahdi antara golongan Sunni dan golongan Syiah.
Menurut kalangan Sunni, Imam Mahdi adalah seorang laki-laki dari keturunan Rasulullah yang akan muncul pada akhir zaman sebagaimana yang disebutkan dalam banyak hadits mengenai Imam Mahdi dan tanda-tanda kiamat. Kalangan ahli Tasawuf pun seperti tidak mau ketinggalan. Menurut mereka Imam Mahdi adalah seorang ahli tasawuf dan wali yang ditunggu-tunggu.Ia dijuluki Khatamul Aulia (penutup wali-wali).